SAWI
Manfaat dan
Kandungan Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar
maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip
satu sama lain.
Di Indonesia penyebutan sawi
biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang
disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi
putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa
dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut
sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim).
Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain
yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan
campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran
daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia
Sawi yang biasanya menjadi sayuran pendamping mie atau pangsit yang enak itu
mempunyai banyak khasiat dan kandungan gizi yang banyak. Sawi Baik untuk Ibu
Hamil, khasiat sawi luar biasa, mampu menangkal hipertensi, penyakit jantung,
dan berbagai jenis kanker. Manfaat lainnya adalah menghindarkan ibu hamil dari
anemia. Konsumsi sayur-sayuran sudah
menjadi kebutuhan primer karena kandungan gizinya yang sangat tinggi.
Salah satu jenis sayuran yang
sangat populer di Indonesia adalah sawi.
Sawi sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat. Dalam bahasa Inggris,
sawi dikenal dengan istilah mustard. Dalam perdagangan internasional, sawi
dikenal dengan beberapa istilah, yaitu green mustard, Chinese mustard, Indian
mustard, ataupun sarepta mustard.
Sawi umumnya dimasak dengan cara ditumis, oseng-oseng, asinan, atau digunakan
sebagai pelengkap pada mi ayam, bakso, dan gado-gado. Sawi termasuk ke dalam
genus Brassica, spesies Brassica juncea.
Cegah Osteoporosis
Sawi banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat
pada sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong
dalam kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Sawi juga excellent dalam
hal asam amino triptofan dan serat pangan (dietaryfiber).
Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu mencapai 419,3 mkg per
cangkir. Konsumsi satu cangkir sawi sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan
vitamin K per hari.
Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga sering
disebut sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah
penyakit-penyakit serius, seperti penyakit jantung dan stroke, karena efeknya
mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium.
Vitamin K juga terkait dengan pengaturan protein tulang dan kalsium di dalam
tulang dan darah, sehingga dapat menjaga tulang dari proses osteoporosis. Tanpa
peran vitamin K, osteokalsin sebagai protein tulang tidak dapat bekerja dengan
normal.
Vitamin K juga dapat digunakan untuk menangani kanker karena dapat bertindak
sebagai racun bagi sel-sel kanker, tetapi tidak membahayakan sel-sel yang
sehat.
Fungsi lain dari vitamin K adalah dalam mencegah penyakit alzheimer,
pengontrolan kadar gala darah, serta mencegah sitokin, pembawa pesan yang
berperan dalam menyebabkan pembengkakan sambungan tulang saat penuaan terjadi.
Kadar vitamin A pada sawi juga sangat tinggi. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup
untuk memenuhi 84,9 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A per hari. Vitamin A
berperan menjaga kornea mata agar selalu sehat. Mata yang normal biasanya
mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel
mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi.
Kekurangan vitamin A membuat sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu
protein yang tidak larut dalam air dan bukan mukus. Bila sel-sel epitel
mengeluarkan keratin, selsel membran akan kering dan mengeras, dan bila tidak
segera diobati akan menyebabkan kebutaan.
Kandungan vitamin C pada sawi hampir setara dengan jeruk. Konsumsi 1 cangkir
sawi cukup untuk memenuhi 59 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C per hari.
Peran utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen
merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian
dalam tulang, dentin, dan vascular endothelium.
Vitamin C sangat penting perannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino
prolin dan lisin menjadi hidraksiprolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini
merupakan komponen kolagen penting. Selain itu, vitamin C sangat berperan dalam
penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres.
Asam Folat
Sawi juga sangat baik bagi ibu hamil karena mengandung asam folat yang cukup
tinggi. Asam folat dibutuhkan tubuh untuk mengatasi anemia yang sering terjadi
pada ibu hamil. Selain itu, asam folat merupakan koenzim untuk beberapa sistem
enzim.
Salah satu peranan asam folat adalah biosintesis dan pemindahan satu satuan
karbon seperti gugus metil. Dengan demikian memungkinkan terjadinya sintesis
metionin, kolin, dan penambahan gugus metil pada pirimidin sehingga terbentuk
timin. Senyawa terakhir ini merupakan salah satu komponen penting dalam molekul
DNA.
Peran asam folat dalam proses sintesis nukleoprotein merupakan kunci
pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam sumsum tulang.
Asam folat juga terlibat dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi tirosin.
Kebutuhan asam folat pada orang dewasa mencapai 400 mkg perhari. Kebutuhan ini
menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil dan bertambah 50 persen untuk
ibu yang sedang menyusui.
Asam folat dan vitamin B6 dapat mereduksi homosistein di dalam tubuh.
Homosistein dapat mencegah terbentuknya ikatan silang pada kolagen, sehingga
tulang menjadi lebih mudah keropos.
Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di
dalam sel. The George Mateljan Foundation (2006) menggolongkan sawi dalam
kategori excellent sebagai sumber vitamin E. Kebutuhan rata-rata vitamin E
mencapai 10-12 mg/hari.
Kandungan vitamin E pada sawi juga berperan balk untuk mencegah penuaan.
Unggul
Serat, Kaya Mineral
Sawi juga memiliki keunggulan dalam hal serat pangan. Serat dibutuhkan tubuh
untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Di dalam saluran pencernaan,
serat akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian
dikeluarkan bersama tinja.
Semakin tinggi konsumsi serat, akan semakin banyak asam empedu dan lemak yang
dikeluarkan oleh tubuh. Hal tersebut secara otomatis akan mengurangi kadar
kolesterol. selain untuk mengendalikan kolesterol, serat pada sawi juga sangat
berguna mencegah diabetes melitus dan terjadinya kanker kolon.
Kandungan mangan pada sawi juga termasuk dalam kategori excellent. Mangan
sangat esensial untuk proses metabolisme tubuh, sedangkan triptotan merupakan
protein utama penghubung antarsaraf dan pengatur pola kebiasaan
(neurobehaviour} yang berdampak kepada pola makan, kesadaran, persepsi atas
rasa sakit, dan pola tidur.
Sawi juga memiliki kalsium yang sangat baik. Kalsium merupakan salah satu
mineral terpenting yang dibutuhkan tubuh. Konsumsi kalsium kurang dari
kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya integritas tulang dan osteoporosis di usia
dini, terutama pada wanita.
Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang
yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan
oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah.
Mineral lain yang cukup berarti pada sawi adalah magnesium. Kandungan magnesium
pada sawi sangat berguna untuk mereduksi stres dan membantu membentuk pola
tidur yang baik.
Tangkal Macam-Macam Kanker
Sawi merupakan jenis sayuran yang sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai
penyakit, terutama kanker. Hal itu disebabkan tingginya kadar senyawa fitokimia
pada sawi, khususnya glukosinolat. Di dalam tanaman, glukosinolat bereaksi
dengan enzim mirosinase, menghasilkan komponen aktif indol dan isotiosianat.
Indol dan isotiosianat berfungsi untuk mereduksi potensi kanker karena
kemampuan kedua komponen itu mengatur enzim yang berfungsi mendetoksifikasi
hati. Indol dan isotiosianat juga dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan
terbentuknya senyawa karsinogenik (penyebab kanker).
Sebuah penelitian yang dilakukan dari Ohio State University membuktikan bahwa
senyawa isotiosianat dapat menghambat sel kanker. Senyawa ini berasal dari
senyawa glukosinolat yang mengalami perubahan setelah sayuran digigit,
dikunyah, dan dicerna.
Dari beberapa hasil studi epidemologi, Park dan Pezzuto (2002) melaporkan bahwa
konsumsi sayuran dari genus Brassica (termasuk sawi) dapat menurunkan risiko
berbagai jenis kanker, yaitu kanker payudara, prostat, ginjal, kolon, kandung
kemih, dan paru-paru. Konsumsi tiga porsi atau lebih sayuran tersebut mampu
menurunkan risiko kanker prostat dibandingkan dengan konsumsi hanya satu porsi
per minggu. Dilaporkan juga bahwa konsumsi sayuran Brassica sebanyak 1-2
porsi/hari mampu menurunkan risiko kanker payudara sebesar 20-40 persen.
Sawi juga bermanfaat untuk mencegah kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih
merupakan penyakit yang paling menakutkan. Tercatat 11.000 orang didiagnosis
menderita kanker tersebut di Inggris dan lebih dari 30 persen-nya meninggal
akibat penyakit ini. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Steven Schwartz
dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat
memangkas sel kanker kandung kemih, khususnya sel agresif yang cenderung cepat
menyebar ke seluruh tubuh.
Sawi juga mengandung sulforafan yang juga bersifat antikanker. Sebuah publikasi
pada Journal of Nutrition pada tahun 2004 menunjukkan bahwa kandungan
sulforafan yang banyak terdapat pada golongan Brassica sangat efektif untuk
mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Paul Talalay, farmakologis dari Johns
Hopkins, menegaskan bahwa sulforafan diketahui mampu meningkatkan produksi
enzim fase II di dalam hati.
Enzim ini berperan mengangkut bahan-bahan karsinogen yang dihasilkan dari
senyawa prokarsinogen dan membuangnya keluar dari sel.
Turunkan LDL, Naikkan HDL
Kandungan vitamin E, betakaroten, dan vitamin C pada sawi sangat baik untuk
mencegah kolesterol dan penyakit jantung. Ketiga zat tersebut sangat bermanfaat
untuk mencegah terjadinya oksidasi kolesterol LDL.
Kandungan vitamin B6, asam folat, dan magnesium pada sawi juga berpotensi untuk
mencegah penyakit jantung. Vitamin B6 dan asam folat dapat menghambat
terbentuknya homosistein, yaitu suatu senyawa yang mampu menyumbat pembuluh
darah sehingga berpotensi menyebabkan penyakit jantung.
Sebuah studi di Amerika Serikat pada tahun 1995 menunjukkan bahwa konsumsi asam
folat 400 mikrogram per hari dapat mencegah 28.000 kematian setiap tahun akibat
penyakit jantung. Kandungan magnesium pada sawi juga dapat mencegah tekanan
darah tinggi dan penyakit jantung.
Sawi juga mengandung niasin. Niasin dapat menurunkan kadar kolesterol dan
meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik). Niasin berperan dalam merangsang
terbentuknya prostaglandin 12, yaitu hormon yang membantu mencegah pengumpulan
agregasi trombosit. Dengan demikian, niasin dapat memperkecil proses
ateroskerosis dan akhirnya menurunkan kemungkinan terjadinya serangan jantung.
Kurang Baik bagi Penderita Ginjal
Sawi merupakan salah satu bahan pangan yang banyak mengandung oksalat.
Kandungan oksalat yang terlalu tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan
kristalisasi yang menjurus pada terbentuknya batu. Karena itu, mereka yang
mempunyai gangguan terhadap ginjal sebaiknya menghindari konsumsi sawi yang
berlebihan.
Kandungan oksalat dapat menghambat penyerapan kalsium di dalam tubuh. Kandungan
vitamin C yang tinggi pada sawi juga akan mendorong terbentuknya oksalat di
dalam tubuh.
Sawi juga mengandung goitrogen, yaitu senyawa yang dapat menghambat fungsi
kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berfungsi untuk menghasilkan hormon tiroksin
dari bahan baku mineral iodium. Terhambatnya fungsi kelenjar tiroid akan
menyebabkan terjadinya goiter (gondok).
Menurut Cahanar dan Suhanda (2006), meskipun belum memiliki data ilmiah secara
pasti, proses pemasakan pada sawi dapat menginaktivasi komponen goitrogen.
Karena itu, tidak perlu khawatir mengonsumsi sawi, sepanjang bahan tersebut
telah dimasak hingga matang.